Selasa, 19 Agustus 2014

Indo-Dutch Cuisine at Warung 1945 (Green Ville)


Sekarang ini kalau lagi weekend, dekat rumah saya seperti di daerah Green Ville jadi lumayan macet karena semakin banyak tempat makan di sekitar. Mungkin buat yang suka lewat saja cuma tahu jalan besar Taman Ratu - Green Ville yang di kiri kanannya banyak makanan, tapi sebenarnya di bagian dalam-dalam juga ada beberapa tempat makanan, misalnya di deretan pertokoan tak jauh dari Saung Green Ville, kita bisa menemukan sebuah tempat makan dengan logo bergambar karikatur seorang chef keriting yang bernama Warung 1945.



Letaknya persisnya bisa dilihat di Google Maps yang saya attach di bawah. Kalau warga sekitar sih harusnya tahu, letaknya di deretan ruko belakang tempat kursus bahasa Inggris Elokuensi, sederet dengan pusat jajanan Bangka Mi Lan. Restorannya tidak terlalu besar, tempat duduknya terletak di lantai 2 yang terdiri dari sekitar 6-7 meja saja.


Tempatnya cukup nyaman dan bersih, beberapa hiasan ala Belanda bisa kita temukan di sekeliling ruangan.


Kalau saya lihat di buku menunya, menu yang ditawarkan tidak terlalu banyak, namun harganya sangat terjangkau. Seperti tertulis di logo restorannya, Warung 1945 menyajikan menu ala Indo-Dutch, walaupun begitu di menu saya melihat variasi menu lain di luar masakan ala Indo-Dutch misalnya pasta. Berikut beberapa makanan yang bisa kita temukan di sana.

Huzarensla - IDR 18,000

Huzarensla atau salad buah ala Belanda di Warung 1945 porsinya cukup mini, bisa dijadikan pilihan jika ingin appetizer yang segar.

Bitterballen - IDR 20,000

Menu appetizer lain yang bisa kita temukan di sini adalah Bitterballen, si bola-bola goreng khas Belanda yang rasanya mirip dengan kroket, disajikan dengan saus mustard yang asam segar.

Galantin - IDR 34,000

Salah satu menu utama yang tersedia di Warung 1945 adalah Galantin. Menu yang terbuat dari daging giling ini disajikan dengan saus dengan bahan dasar tomat, mashed potato, juga potongan sayuran. Rasanya lumayan enak, dan untuk porsinya sedang.

Hot Tuna Spaghetti - IDR 28,000

Hot Tuna Spaghetti ala Warung 1945 disajikan dengan suwiran ikan tuna, juga tomat. Menurut saya rasanya rasanya biasa saja dan tidak hot seperti titelnya.

Soep Boentoet Goreng - IDR 42,000

Soep Boentoet Goreng di Warung 1945 disajikan dengan nasi putih dan emping. Buntutnya empuk dan rasanya lumayan enak walau beberapa bagian terlalu asin, sebaliknya menurut saya kuahnya kurang asin.

Pudding - IDR 10,000

Salah satu pilihan dessert di Warung 1945 adalah pudding, di antaranya pudding cokelat, juga pudding buah.

Homemade Ice Cream - IDR 18,000

Selain itu terdapat Homemade Ice Cream yang terdiri dari 3 scoop ice cream. Es krimnya tidak terlalu creamy dan menurut yang lain, bau telurnya agak ketara, sedangkan menurut saya sih so far so good.

Buat yang tinggal di sekitaran Green Ville, Warung 1945 ini bisa dijadikan pilihan kalau lagi malas makan di rumah atau kalau lagi pengen ngerjain PR atau belajar buat ulangan besok (iyah, saya juga bingung kalau lihat anak-anak jaman sekarang suka belajar atau bikin PR di tempat nongkrong dekat-dekat rumah). Tapi yang pasti tempat ini gak bisa untuk nongkrong terlalu malam karena tutup jam 20.30 (dan tutup setiap Selasa). Menurut saya dari segi rasa, makanan di Warung 1945 tidak terlalu istimewa namun tidak juga mengecewakan terlebih harganya sangat terjangkau.

-------
Warung 1945
Komplek pertokoan Green Ville blok AW-10
Jakarta Barat
Tel. (021) 5605352


Lihat Peta Lebih Besar

Kamis, 14 Agustus 2014

A Perfect Short and Cheap Escape for Jakartans: 1 Night Trip to Pulau Harapan

Pulau Harapan

Lagi bosan sama kerjaan atau kuliah, dan butuh short escape? Main-main ke Kepulauan Seribu merupakan solusi yang tepat. Beberapa waktu lalu, teman saya mengajak pergi ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Harapan. Baru sekali saya mendengar nama Pulau Harapan, kalau seperti Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Sepa, saya cukup sering mendengarnya. Awalnya saya tidak terlalu tertarik, namun karena lagi pengen kabur dari keseharian, jadilah saya ikut.
Perjalanan ini baru direncanakan sekitar 3 hari sebelum hari-H keberangkatan. Betul! Tidak perlu perencanaan yang terlalu matang, persiapan uang yang banyak untuk trip ke Pulau Harapan ini. Siapin niat saja yang penting. Jadi ceritanya teman saya menjadi PIC (Person In Charge) yang mengatur semua trip ini dengan menghubungi langsung salah satu penduduk Pulau Harapan yang memang penyedia jasa trip ke Pulau Harapan. Semua hal diatur oleh orang ini, mulai dari kapan untuk keberangkatan, penginapan, makan, sampai island hopping.


Dan tibalah malam sebelum keberangkatan di mana tiba-tiba si PIC mengirimkan message di group bahwa *jengjeng* nampaknya perjalanan harus batal karena kamar yang seharusnya untuk kami menginap tidak tersedia karena ada kelompok yang memperpanjang masa menginapnya dan katanya tidak mungkin untuk pulang hari. Ah, ya sudahlah pikir saya, beres-beres juga belum. Jadilah kami membahas tanggal keberangkatan alternatif, namun saya ingat bahwa ketika saya membaca beberapa blog tentang perjalanan ke Pulau Harapan, disebut-sebutlah nama Pak Rambo yang juga salah satu penyedia jasa trip ke Pulau Harapan. Saya mencoba mencarikan nomor teleponnya (0859 2127 7879) dan teman sayapun coba menghubungi. Puji Tuhan, kamar tersedia, dan kami jadi berangkat besok paginya. See? Kalau tiba-tiba malam hari terpikir besok malas masuk kantor dan kepingin liburan, langsung saja cus telepon salah satu penyedia jasa dan berangkat ke pelabuhan besok pagi.

Perjalanan ke Pulau Harapan ini bisa dengan menaikki kapal kayu dari Muara Angke, atau speedboat dari Marina Ancol. Dengan kapal kayu, cukup mengeluarkan biaya IDR 80,000 saja untuk perjalanan PP, sedangkan untuk speedboat IDR 550,000 PP. 4 dari kami yang adventurous (baca: pelit) memilih naik kapal kayu, dan teman saya yang pasangannya takut mabok laut memilih naik speedboat. Di manakah letak pelabuhannya jika ingin naik kapal kayu? Silahkan simak peta di bawah ini. Letaknya sebelum SPBU, ada lorong, nah masuklah ke sana.


View PEGADAIAN MUARA ANGKE in a larger map

Disarankan tiba di lokasi pelabuhan jam 6 sampai jam 7 pagi, kenapa? Karena selain jalan menuju ke pelabuhannya macet, di kapal kayu tersebut menganut sistem siapa cepat siapa dapat tempat pewe. Konon orang-orang bilang sekitar pelabuhan ini baunya wakwaw amis dan sebagainya, sampai-sampai saya pikir tidak usah mandi dulu kalau ke sana (akhirnya mandi kok). Saya tiba sekitar jam 7 kurang sedikit di lokasi, dan teman saya yang menjadi PIC langsung menghubungi salah satu awak kapal yang diberikan nomor teleponnya oleh Pak Rambo. Btw, menurut saya bau di sekitar masih tertahankan kok, tidak seburuk yang saya bayangkan.

Pelabuhan Muara Angke

Biasa kalau jalan-jalan naik pesawat, saya cukup takjub melihat pemandangan di pelabuhan. Kapal-kapal berjejer, dan untuk menuju kapal yang akan mengangkut kami, kami harus melewati beberapa kapal yang merapat ke pelabuhan, karena kapal kami terletak di ujung. 


Masuklah saya ke kapal yang bagian dalamnya sudah cukup banyak orang, dan kamipun duduk di ujung dekat toilet. Tentunya begitu duduk, saya langsung menelan Antimo! Pengalaman saya sih waktu menerjang ombak ke Phi-Phi Island dulu, Antimo cukup efektif buat saya, walau kiri, kanan, depan saya sudah pada jackpot, saya masih sejahtera sentosa. Salah satu trik saya untuk tidak mabok laut juga adalah, makan paling tidak satu jam sebelum berangkat, karena saya bersugesti bahwa kalau makan dalam perjalanan akan lebih gampang mual. Perjalanan memakan waktu cukup lama, sekitar 3 jam, belum ditambah waktu keberangkatan yang cukup molor. Jadilah dua teman saya mual-mual kelamaan diayun ombak yang cukup santai, padahal yang satu sudah minum antimo, yang satu memang tidak. Saya? Selamat sentosa seperti biasa.


Akhirnya setelah merubah posisi berkali-kali, pegal di bagian bawah dan belakang karena tidak bisa bergerak terlalu banyak akibat padatnya kapal, kami tiba juga di Pulau Harapan. Pulau ini seperti perkampungan biasa, isinya hanya rumah-rumah dan tidak ada pemandangan untuk mencuci mata. Memang biasanya Pulau Harapan ini menjadi tempat persinggahan, di mana untuk makan dan tidur dilakukan di Pulau ini, sedang untuk acara snorkeling, main di pantai, dilakukan di pulau lain dengan naik kapal dari Pulau Harapan. 

Warung di Pulau Harapan

Setelah meletakkan barang di kamar yang hanya diisi oleh kasur saja, dengan AC yang dibagi untuk 2 kamar, dan kamar mandi dengan air yang asin, kami pergi untuk mencari makan siang. Sebenarnya bisa pesan dulu melalui Pak Rambo juga, namun kami pikir mudah untuk cari makan di sana namun ternyata pilihannya terbatas. Sebelum island hopping, akhirnya saya makan semangkuk mie instan ditambah telor seharga IDR 10,000. Untuk makan malam, makan pagi dan siang keesokan harinya akhirnya kami memesan seharga IDR 65,000 per orang untuk tiga kali makan. Setelah makan, kami siap untuk island hopping dengan kapal dan kru yang sudah diatur oleh Pak Rambo. Saya lupa berapa harganya, tapi yang pasti untuk trip 1 malam ini, all in (termasuk kapal, sewa alat snorkeling, makan, penginapan) saya menghabiskan kurang dari IDR 400,000.


Seperti gambar di ataslah kapal yang kami naikki untuk island hopping. Perjalanan ke spot pertama memakan waktu sekitar setengah jam-an. Spot pertama merupakan spot untuk snorkeling yang disebut Pulau Gusung.


Karena cukup dalam, saya memilih untuk pakai life vest, apalagi saya sudah lama tidak berenang dan kaki kodok agak membuat saya sulit bergerak. Di tempat ini memang sebaiknya menggunakan kaki kodok karena karangnya cukup tajam.


Perairannya cukup dalam, kalau injak karang sih bisa berdiri masih, tapi kalau tidak kelelep juga saya. Jangan lupa bawa roti kalau snorkeling, supaya banyak ikan yang datang mendekati (tidak ada orang yang mendekati, ikanpun jadi). 

Anak-anak duyung

Kru kapal yang masih anak-anak remaja cukup fasih untuk moto menggunakan handphone, jadi kalau mau difotoin pas lagi snorkeling, minta tolong saja sama mereka. Habis dari spot snorkeling ini, saya dan beberapa teman mengalami seperti merah-merah di lutut, mungkin terkena lendir karang. Namun lama-lama sembuh sendiri sih .Setelah puas minum main air laut, kami naik lagi ke kapal dan menuju spot berikutnya yaitu Pulau Macan. 

Pulau Macan

Pulaunya sepi tak berpenghuni, dan memang tidak terlalu besar.

Click picture for larger view

Pasir di Pulau Macan cukup putih dan bersih, cukup menyenangkan untuk gegulingan. Kami main-main dan foto-foto sebentar lalu menuju ke spot berikutnya yaitu Pulau Gosong Balik Layar.

Pulau Gosong Balik Layar

Sebenarnya Pulau ini dari jauh hanya terlihat seperti 1 garis hamparan pasir saja dan memang akan hilang kalau sudah pasang. Pulau Gosong ini merupakan spot yang sangat cantik walaupun hanya berupa hamparan pasir putih. View di sekitarnya bagus, dan ketika saya mempost foto di sepenggal Pulau ini, banyak yang tertarik dan bertanya-tanya di manakah saya berada.

Maaf, ada plus size supermodel nampang

Iyah, saya pakai lengan panjang main ke pantai karena takut hitam soalnya banyak kondangan bulan depan. Lumayan efektif sih, karena banyak yang bilang seperti ini, "kok gak iteman dari pulau?" *nyengir*.

Pretty blue sea!

Next stop, Pulau Perak. Pulau ini cukup ramai, ada juga warung di sana. Menurut saya tidak ada yang istimewa sih di Pulau ini selain adanya kehidupan, namun saya melihat banyak orang yang mendirikan tenda di sana. Nampaknya Pulau ini memang banyak disinggahi orang-orang yang hendak menginap dengan berkemah.

Don't mind me, I just don't have another picture of this island
Warung di Pulau Perak

Jangan expect makanan model nasi atau lauk di Pulau ini, karena warungnya hanya menjual makanan seperti mie cup dan minuman macam kopi dan teh. Satu lagi jajanan yang saya temukan di Pulau Perak maupun Pulau Harapan, sampai-sampai saya berpikir ini makanan khas Kepulauan Seribu: bakwan/bala-bala kelebihan tepung.

Bakwan ala Kepulauan Seribu
Saking gak ada jajanan lain, saya sih senang-senang aja ngunyah gorengan semacam ini. Gorengan dan sambal make me survive.

Next stop merupakan spot snorkeling lagi. Forgive me for I forgot the name of this spot. Di spot ini perairannya lebih dangkal dan tidak perlu menggunakan kaki kodok maupun life vest.

Baywatch edisi 2098

Walaupun sudah lama tidak berenang, namun saya bisa mengapung dengan mudah di sini. Nampaknya karena keasinan air lautnya yang cukup tinggi.

Last stop is Pulau Bulat. Pulau ini merupakan tempat peristirahatan salah satu anak dari Alm. Presiden Soeharto yang namun kini dibuka untuk publik. Menurut saya tidak ada yang istimewa sih di pulau ini. Villa yang adapun sepertinya sudah lama tidak disinggahi, karena seperti sudah kurang terawat.




Pulau Bulat ini cukup ramai, dan ada juga warung yang menjual mie instan dan kopi. Akhirnya kami hanya menghabiskan waktu untuk duduk-duduk sambil teman saya menikmati mie instan. Awalnya kami ke sini untuk menunggu sunset, namun saat itu baru sekitar jam setengah 5 sore. Jadinya kami pikir balik saja ke Pulau Harapan.

2 anak manusia mencari secercah harapan sembari menatap matahari

Akhirnya kami kembali ke Pulau Harapan, dan langsung menuju ke rumah tempat kami menginap, bebersih, makan malam, ngobrol-ngobrol dan tidur.

Sunset di Pulau Harapan

Besoknya kami bangun dan hanya menunggu waktu keberangkatan kapal. Kalau malamnya makan malam kami berupa nasi, ikan, perkedel, dan sayur-sayuran, menu pagi itu adalah nasi uduk, telor balado, mie goreng, dan kerupuk. Kurang lebih seperti inilah penampakan makanan seharga IDR 65,000 untuk tiga kali makan, lumayanlah, karena tidak ada pilihan juga. Makanan ini diantarkan ke tempat kami menginap, dan untuk makan siang terakhir dibungkus dalam kotak dan baru saya makan setelah dua jam perjalanan di kapal.


Tidak banyak yang bisa dilihat di Pulau Harapan. Untuk kegiatan sih ada kegiatan main air seperti banana boat, namun saya tidak terlalu tertarik. Jadinya untuk menghabiskan waktu, kami hanya ngider-ngider di sekitar tempat menginap. Tidak ada pantai di Pulau Harapan ini, hanya pinggiran laut yang bisa dibilang agak kotor seperti gambar di bawah.


Tidak ada tempat duduk di dermaga yang kecil, jadi kalau tidak kuat berdiri lama, lebih baik bawa koran atau alas duduk sendiri.

Penampakan kapal yang penuh.

Cukup lama kami menunggu kapal kami datang, dan setelah kapal datangpun kami harus menunggu sekitar dua jam hingga kapal penuh baru berangkat.


Awalnya ketika kapal baru datang, bagian dalam kapal hanya terisi sebanyak gambar di atas. Ah, lega pikir kami. Namun satu dua jam berlalu dan...


Tada! Orangpun sudah tergeletak bak tangkapan ikan di atas kapal. Yah, what could you expect for IDR 80,000 PP, haha. Separuh perjalanan pulang saya habiskan dengan tidur, mau ngapain lagi juga. Dan tibalah kami di pelabuhan setelah kurang dari 3 jam perjalanan, dan dengan angkot B01 menuju mall terdekat untuk ngadem dan ngemil (dasar anak kota!).

Kira-kira seperti itulah kisah perjalanan singkat saya ke Pulau Harapan dan pulau-pulau di sekitarnya. Overall, it was fun and cheap!

Minggu, 10 Agustus 2014

Muara Karang's Gem - Kwetiau Akang


Setiap kali melewati daerah Muara Karang, Kwetiau Akang selalu melintas di pikiran saya, namun sudah cukup lama saya tidak mampir ke sana. Penggemar kwetiau pasti sudah tahu tentang kwetiau ala Medan ini yang sudah membuka cabang di beberapa tempat di Jakarta. Biasanya di malam hari, tempat ini selalu ramai. Namun saat saya datang di suatu hari libur, tempat ini tidak terlalu ramai, menurut pelayan, sejak jalan di sekitar Muara Karang ada yang dialihkan karena perbaikkan jalan, keramaian Kwetiau Akangpun turut menurun.



Saking sudah lama tidak ke sana, saya bahkan baru ngeh kalau tempat ini ada lantai duanya yang lebih baru, bersih, dan ber-AC. Sebenarnya kesukaan saya kalau ke Kwetiau Akang cabang Muara Karang adalah sate Padang asal Pancoran-Glodok yang ada di depan restoran ini, sayangnya hari itu stall sate Padangnya tidak buka sehingga kerinduan saya belum bisa diobati.



Menu yang ditawarkan di Kwetiau Akang tidak jauh dari menu-menu seputar kwetiau, mie, bihun, dan nasi. Biasanya sih saya ke sini hanya makan kwetiau-nya saja. Inilah beberapa pesanan kami hari itu.

Kuotie Goreng (5 pcs) - IDR 15,000
Kuotie ini sepertinya dijual oleh salah satu stall di Kwetiau Akang. Sebenarnya dijual seharga IDR 30,000 per porsi (10 pcs), namun kami memesan 5 saja. Lumayan garing-garing untuk appetizer, hanya saja rasanya agak hambar.

Kwetiau Goreng (Seafood) - IDR 37,000

Kwetiau Goreng (Seafood, Chasiu) - IDR 37,000

Kwetiau Goreng (Seafood, Chasiu + Kepiting) - IDR 47,000
  
Saya dan keluarga semuanya memesan Kwetiau Goreng, hanya saja beda di isi. Kita bisa memilih kwetiau dengan isi seafood, seafood + chasiu, atau juga ditambah dengan kepiting. Porsinya sedang, pas lah untuk makan malam. Kwetiaunya digoreng cukup kering, sesuai selera saya. Seingat saya dulu rasanya lebih flavorful, tetap enak sih, tapi rasanya kurang greget walau sudah ditambah banyak sambal, tetap saja ada yang kurang. Saya tidak ingat terakhir ke sini berapa harga per porsi kwetiau, yang pasti sudah naik banget yah harganya sekarang.

Kulit Babi Goreng

Untuk setiap porsi kwetiau, kita akan diberikan sekantong kulit babi goreng (a very sinful side dish) yang menambah tekstur kriuk ketika makan kwetiau.

Walau sudah tidak seenak yang saya ingat, Kwetiau Akang tetap menjadi salah satu kwetiau favorit saya. How about you? Where's your favorite kway teow?

-------
Kwetiau Akang
Jl. Muara Karang Raya No. 21
Jakarta
Tel. (021) 6610359, 68002128


View Larger Map

Rabu, 06 Agustus 2014

Oriental Traditional Dessert Place at PIK - Honeybean


Waktu libur Lebaran kemarin, saking hampir semua tempat makan dekat rumah pada tutup, dan bosan juga ngendon di rumah, tumben-tumbenan orang tua saya mau diajak nongkrong ke daerah PIK. Setelah mengitari daerah Bukit Golf Mediterania yang ruko-rukonya diisi dengan berbagai tempat makan mulai dari makanan ringan, makanan berat, makanan cantik, dessert, akhirnya kami mampir ke HoneyBean setelah melihat dua tempat dessert sejenis yang paling populer di daerah ini ramai super. HoneyBean menawarkan menu dessert ala Taiwan yang sedang populer saat ini di Jakarta.

Saya perhatikan di deretan ruko di mana HoneyBean berada, mungkin ada sekitar 4 atau  tempat dessert. HoneyBean sendiri cukup banyak pengunjungnya namun saat itu kami tidak perlu antri dan langsung dapat meja. Tempatnya sederhana, nyaman, dan bersih, mungkin karena lebih baru daripada salah satu pionir dessert sejenis yang terletak di deretan yang sama, yang menurut saya kurang nyaman.




Menu yang ditawarkan berupa menu dessert baik cold maupun hot seperti menu jelly-jellyan, taro ball, glutinous black rice (ketan hitam), pudding, sorbet, buah-buahan, juga toufu hua. Karena hanya dalam rangka iseng-iseng dan masih mau makan berat lagi, kami hanya mencoba dua menu dessert.

Lovely Jelly Crushed Ice - IDR 38,000

Lovely Jelly Crushed Ice merupakan campuran dari matcha ice cream, grass jelly,  mix ball (seharusnya ada taro juga, hanya saja sold out), pearl, juga egg pudding. Rasanya agak hambar, hanya manis di matcha ice creamnya. Saya lebih menyukai menu sejenis di tempat lain.

Special Peanut - IDR 38,000

Special Nut ini isinya ada matcha ice cream, red bean (kacang merah), juga peanut ball (mochi isi kacang). Nah kalau menu yang ini menurut saya rasanya lebih enak dan pas manisnya. Recommended untuk pecinta kacang merah.

HoneyBean ini bisa dijadikan opsi untuk nge-dessert kalau lagi kulineran di PIK, apalagi jika tempat sejenis antriannya agak-agak kurang manusiawi.


-------
HoneyBean
Ruko Garden House, Blok B No. 23
Bukit Golf Mediterania
Jl. Pantai Indah Kapuk
Jakarta
Tel. (021) 29033623


View Larger Map